FISIKA KELAS B
Kelompok 1 (Keterampilan Menyimak)
Nama anggota kelompok :
1. Bera Tri Handayani (A1C413204)
2. Maulidawati (A1C413226)
3. Eriana (A1C413090)
4. Melda Rizka Putri (A1C413210)
5. Thaybah (A1C413006)
6. Retno Munawwaroh (A1C413012)
7. Elfa Erliana (A1C413020)
8. Veronika J.W (A1C413034)
9. Devvy Anggriani (A1C413216)
10. Zahra Yunita R (A1C413098)
11. Benny Anshari (A1C413208)
12. Halim Fadlianto (A1C413038)
Keterampilan Menyimak
Selasa, 05 November 2013
Tugas Keterampilan Menyimak
I.
PENGERTIAN KETERAMPILAN MENYIMAK
Dalam kegiatan menyimak bunyi bahasa
yang tertangkap oleh alat pendengar lalu diidentifikasi, dikelompokkan menjadi
suku kata, kata, frase, klausa, kalimat, dan akhirnya menjadi wacana
(Sutari,dkk.1997:17).
Tarigan (1983:19) menyatakan bahwa
menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan
penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh
informasi, menangkap isi, serta memahami makna komunikasi yang tidak disampaikan
oleh sang pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan.
Pengertian menyimak menurut Akhadiah (dalam Sutari,dkk.1997:19) adalah suatu proses yang mencakup kegiatan memdengarkan bunyi bahasa, mengidentifikasi, menginterpretasikan, dan mereaksi atas makna yang terkandung di dalamnya.
Pengertian menyimak menurut Akhadiah (dalam Sutari,dkk.1997:19) adalah suatu proses yang mencakup kegiatan memdengarkan bunyi bahasa, mengidentifikasi, menginterpretasikan, dan mereaksi atas makna yang terkandung di dalamnya.
Berdasarkan pendapat para ahli di
atas dapat disimpulkan bahwa menyimak adalah mendengarkan lambang-lambang bunyi
yang dilakukan dengan sengaja dan penuh perhatian disertai pemahaman,
apresiasi, interpretasi, reaksi, dan evaluasi untuk memperoleh pesan,
informasi, menangkap isi, dan merespon makna yang terkandung di dalamnya.
Keterampilan
menyimak merupakan bagian dari keterampilan berbahasa yang sangat esensial,
sebab keterampilan menyimak merupakan dasar untuk menguasai suatu bahasa.
Menyimak merupakan salah satu keterampilan berbahasa di antara empat keterampilan bahasa lain seperti menulis, membaca, dan berbicara. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (dalam Sutari,1997:16), mendengar mempunyai makna dapat menangkap bunyi dengan telinga. Sadar atau tidak, kalau ada bunyi maka alat pendengaran kita akan menangkap atau mendengar bunyi-bunyi tersebut. Kita mendengar suara itu, tanpa unsur kesengajaan. Proses mendengar terjadi tanpa perencanaan tetapi datang secara kebetulan. Bunyi-bunyi yang hadir di telinga itu mungkin menarik perhatian, mungkin juga tidak.Mendengarkan atau menyimak merupakan proses menangkap pesan atau gagasan yang disajikan melalui ujaran. Mendengarkan adalah salah satu keterampilan berbahasa yang sangat penting, disamping membaca, berbicara, dan menulis. Komunikasi tidak akan dapat berlangsung dengan lancar tanpa keterampilan mendengarkan. Keterampilan Mendengarkan merupakan dasar keterampilan berbicara yang baik.Apabila kemampuan seseorang dalam mendengarkan kurang, dapat dipastikan dia tidak dapat mengungkapkan topik yang didengar dengan baik. Dalam proses mendengar, seseorang tidak memusatkan perhatian pada setiap kata yang didengarnya melainkan inti pesan yang terdengar. Misalnya sewaktu kita menyimak acara di radio, kita hanya menangkap beberapa hal dan tidak dapat menangkap beberapa hal yang lain.
Menyimak merupakan salah satu keterampilan berbahasa di antara empat keterampilan bahasa lain seperti menulis, membaca, dan berbicara. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (dalam Sutari,1997:16), mendengar mempunyai makna dapat menangkap bunyi dengan telinga. Sadar atau tidak, kalau ada bunyi maka alat pendengaran kita akan menangkap atau mendengar bunyi-bunyi tersebut. Kita mendengar suara itu, tanpa unsur kesengajaan. Proses mendengar terjadi tanpa perencanaan tetapi datang secara kebetulan. Bunyi-bunyi yang hadir di telinga itu mungkin menarik perhatian, mungkin juga tidak.Mendengarkan atau menyimak merupakan proses menangkap pesan atau gagasan yang disajikan melalui ujaran. Mendengarkan adalah salah satu keterampilan berbahasa yang sangat penting, disamping membaca, berbicara, dan menulis. Komunikasi tidak akan dapat berlangsung dengan lancar tanpa keterampilan mendengarkan. Keterampilan Mendengarkan merupakan dasar keterampilan berbicara yang baik.Apabila kemampuan seseorang dalam mendengarkan kurang, dapat dipastikan dia tidak dapat mengungkapkan topik yang didengar dengan baik. Dalam proses mendengar, seseorang tidak memusatkan perhatian pada setiap kata yang didengarnya melainkan inti pesan yang terdengar. Misalnya sewaktu kita menyimak acara di radio, kita hanya menangkap beberapa hal dan tidak dapat menangkap beberapa hal yang lain.
II.
Hubungan antara Keterampilan
Menyimak dengan Keterampilan lainnya
A.
Hubungan
antara menyimak dengan berbicara
Dari segi bahasa, menyimak dan
berbicara dikategorikan sebagai keterampilan berbahasa lisan.Dari
segi komunikasi, menyimak dan berbicara diklasifikasikan sebagai komunikasi
lisan. Melalui berbicara orang menyampaikan informasi melalui ujaran kepada
orang lain. Melalui menyimak orang menerima informasi dari orang lain. Kegiatan
berbicara selalu diikuti kegiatan menyimak, atau kegiatan menyimak pasti ada di
dalam kegiatan berbicara. Dua-duanya fungsional bagi komunikasi, dua-duanya
tidak terpisahkan.Antara menyimak dan berbicara terdapat hubungan yang
erat dari hal-hal berikut:
a) Ujaran(speech)biasanya dipelajari melalui menyimak dan
meniru(imitasi)
b) Kata-kata yang akan dipakai atau dipelajari oleh sang
anak biasanya ditentukan oleh perangsang(stimuli) yang ditemuinya.
c) Ujaran sang anak mencerminkan pemakaian bahasa di rumah
dan dalam masyarakat tempat hidupnya
d) Anak yang masih kecil masih dapat memahami
kalimat-kalimat yang jauh lebih panjang dan rumit daripada kalimat-kalimat yang
dapat diucapkannya
e) Meningkatkan keterampilan menyimak berarti pula membantu
meningkatkan berbicara seseorang
f) Bunyi atau suara seseorang merupakan suatu factor penting
dalam meningkatkan cara pemakaian kata-kata sang anak.
g) Berbicara dengan bantuan alat-alat peraga akan
menghasilkan penangkapan informasi yang lebih baik pada pihak penyimak. Umumnya
sang anak mempergunakan/meniru bahasa yang didengarnya.
B. Hubungan Antara Menyimak dan Membaca
Menyimak dan membaca mempunyai
persamaan ; kedua-duanya bersifat reseptif, bersifat menerima ( Brooks, 1964:
134 ) ; bedanya : menyimak menerima informasi dari sumber lisan, sedangkan
membaca menerima informasi dari sumber tertulis. Dengan kata lain, menyimak
menerima informasi dari kegiatan berbicara, sedangkan membaca menerima
informasi dari kegiatan menulis. Keterampilan menyimak juga merupakan dasar
atau faktor penting bagi suksesnya seseorang dalam belajar membaca secara
efektif.Penelitian yang telah dilakukan oleh para ahli telah memperlihatkan
beberapa hubungan penting antara membaca dan menyimak, antara lain :
a.
Pengajaran serta petunjuk-petunjuk dalam membaca diberikan oleh sang guru
melalui bahasa lisan, dan kemampuan sang anak untuk menyimak dengan pemahaman
penting sekali.
b.
menyimak merupakan cara atau mode utama bagi pelajaran lisan ( verbalized
learning ) selama tahun-tahun permulaan di sekolah. Perlu dicatat misalnya
bahwa anak yang cacat dalam membaca haruslah meneruskan pelajarannya di kelas
yanglebih tinggi dengan lebih banyak melalui menyimak tinimbang membaca.
c.
Walaupun menyimak pemahaman ( listening comprehension ) lebih unggul daripada
membaca pemahaman ( reading comrehension ), namun anak-anak sering gagal untuk
memahaminya dan tetap menyimpan/ memakai/ menguasai sejumlah fakta yang
mereka dengar.
d. Oleh karena itu para pelajar
membutuhkan bimbingan dalam belajar menyimak lebih efektif dan lebih teratur
lagi, agar hasil pengajaran itu baik.
e.
Kosa kata atau perbendaharaan kata menyimak yang sangat terbatas mempunyai
kaitan dengan kesukaran-kesukaran dalam belajar membaca secara baik.
f.
Bagi para pelajar yang lebih besar atau tinggi kelasnya. Korelasi antara kosa
kata baca dan kosa kata simak ( reading vocabulary dan listening vocabulary
) sangat tinggi , mungkin 80% atau lebih.
g.
Pembeda-bedaan atau diskriminasi pendengaran yang jelek sering kali dihubugkan
dengan membaca yang tidak efektif dan mungkin merupakan suatu faktor pendukung
atau faktor tambahan dalam ketidakmampuan dalam membaca ( poor reading )
h.
Menyimak turut membantu sang anak untuk menangkap ide utama yang disampaikan
oleh pembicara ; bagi pelajar yang lebih tinggi kelasnya , membaca lebih unggul
dari pada menyimak sesuatu yang mendadak dan pemahaman informasi yang
terperinci.
C. Hubungan Menyimak dengan Menulis
Kegiatan menulis berfungsi sebagai penyampai
informasi , dan penyampaian informasi dalam kegiatan menulis disalurkan dalam
bahasa tulis. Bahan informasi yang digunakan dalam menulis didapatkan melalui
kegiatan menyimak. Keterampilan menggunakan kaidah berpikir dalam
kegiatan menyimak telah menunjukkan keterampilan menulis. Dengan
melakukan kegiatan menyimak dengan baik maka seseorang pasti akan memiliki
pengetahuan yang luas sehingga dengan mudah, sang penyimak dapat menulis dengan
baik.
III.
JENIS
KETERAMPILAN MENYIMAK
Secara garis besar, Tarigan (1990: 35) membagi jenis
menyimak itu menjadi beberapa macam, antara lain: (1) menyimak ekstensif dan
(2) menyimak intensif. Kedua jenis menyimak itu sangat berbeda. Perbedaan itu
tampak dalam cara melakukan kegiatan menyimak. Menyimak ekstensif lebih banyak
dilakukan oleh masyarakat umum. Misalnya: orang tua dan anak-anak menyimak
tayangan sinetron dari televisi, berita radio dan lain sebagainya.Menyimak
intensif lebih menekankan kemampuan memahami bahan simakan. Misalnya dalam
menyimak materi kuliah, dosen biasanya menuntut agar mahasiswanya
memahami penjelasannya. Selanjutnya, untuk mengukur daya serap mahasiswa, dosen
memberikan pertanyaan.
1.
Menyimak
Ekstensif
Menyimak Ekstensif adalah sejenis
kegiatan menyimak yang mengenai hal-hal yang lebih umum dan lebih bebas
terhadap suatu ujaran, tidak perlu di bawah bimbingan langsung seorang guru.
Jenis menyimak ini dapat digunakan bagi dua jenis tujuan yang berbeda:
a.
Untuk
menagkap atau mengingat kembali bahan yang telah dikenal atau diketahui dalam
suatu lingkungan baru dengan cara yang baru
b. Dapat pula member kesempatan bagi
para siswa mendengar dan menyimak butir-butir kosakata dan struktur-struktur
yang masih asing atau baru baginya yang terdapat dalam arus ujaran yang berada
di dalam jangkauan dan kapasitasnya untuk menanganinya
Menyimak jenis ini diantaranya adalah sebagai berikut:
1) Menyimak social/konvensional/sopan
Menyimak jenis ini biasanya berlangsung
dalam situasi social. Menyimak social ini berlangsung dalam beberapa fase yakni
menyimak social, sekunder dan estetik
Menyimak social ini juga mencakup
dua hal:
1. Menyimak secara sopan santun dan
dengan penuh perhatian terhadap percakapan atau obrolan dalam situasi-situasi
social dengan suatu maksud
2. Menyimak serta memahami
peranan-peranan pembicara dan penyimak dalam proses komunikasi tersebut
(Anderson:1972:69)
2)
Menyimak
sekunder (secondary listening)
Menyimak sekunder adalah sejenis
kegiatan menyimak secara kebetulan (casual listening) dan secara ektensif
(extensive listening)
3)
Menyimak
estetik (aesthetic listening) atau menyimak Apresiatif
Menyimak estetik ini mencakup:
a.
Menyimak
music, puisi, pembacaan bersama atau drama, radio dan rekaman-rekaman.
b. Menikmati cerita, puisi, teka-teki,
gemerincing irama, dan lakon-lakon yang dibacakan atau diceritakan oleh guru,
siswa maupun actor (Dawson (etall), 1963:153)
4)
Menyimak
pasif
Menyimak pasif adalah penyerapan
suatu ujaran tanpa upaya sadar yang biasanya menandai upaya-upaya kita pada
saat belajar dengan kurang teliti, tergesa-gesa, menghafal luar kepala,
berlatih santai, serta menguasai suatu bahasa.
2.
Menyimak
Intensif
Menyimak intensif diarahkan pada
suatu kegiatan yang jauh lebih diawas, dikontrol terhadap suatu hal tertentu.
Dalam hal ini harus diadakan suatu pembagian penting sebagai berikut:
a.
Menyimak
intensif ini terutama sekali dapat diarahkan pada butir-butir bahwa sebagai
bagian dari program pengajaran bahasa atau
b.
Terutama
sekali dapat diarahkan pada pemahaman serta pengertian umum
Jenis-jenis menyimak yang termasuk ke dalam kelompok ini
adalah sebagai berikut:
1.
Menyimak
kritis
Menyimak kritis adalah sejenis
kegiatan menyimak yang berupaya untuk mencari keslahan atau kekeliruan bahkan
juga butir-butir yang baik dan benar dari ujaran seorang pembicara dengan
alasan-alasan yang kuat yang dapat diterima oleh akal sehat.
Berikut ini 10 usaha menyimak kritis:
1) Memperhatikan ketepatan bahasa
ujaran
2) Menentukan alasan-alasan mengapa
3) Memahami makna petunjuk konteks
4) Membedakan fakta dengan fantasi
5) Menarik kesimpulan
6) Membuat keputusan
7) Menemukan pemecahan masalah
8) Menentukan informasi baru
9) Menginterpretasi ungkapan, idiom,
istilah baru
10) Bertindak objektif dan evaluatik
Situai-situasi yang menuntut kita
menyimak kritis:
a.
Pidato-pidato
politis
b. Pidato-pidato filosofis
c.
Kata-kata
memikat dari tukang obral
Berikut ini merupakan empat konsep
menyimak kritis:
a.
Pembicara
mendukung masalah yang dikemukakan
b. Pembicara Mendemontrasikan
keyakinannya
c.
Pembicara
Berfikir secara deduktif
2. Menymak konsentratif (a study type
listening)
Kegiatan menyimak yang sejenis
dengan telaah.Berikut ini adalah aneka kegiatan menyimak konsentratif.
a.
Mencari
hubungan
b. Mencari informasi
c.
Memperoleh
pemahaman
d. Manghayati ide-ide
e.
Memahami
urutan ide-ide
f.
Mencatat
fakta-fakta
g. Mengikuti petunjuk
3. Menyimak kreatif (creative
listening)
Menyimak kreatif adalah sejenis
kegiatan dalam menyimak yang dapat mengakibatkan kesenangan rekonstruksi
imajinatif para penyimak terhadap bunyi, penglihatan, gerakan, serta
perasaan-perasaan kinestetik yang disarankan atau dirangsang oleh apa-apa yang
disimaknya (dawson (et all), 1963:153)
Kegiatan menyimak kreatif
diantaranya:
a.
Mengasosiasikan
makna-makna dengan pengalaman menyimak
b. Merekonstruksi imaji-imaji visual
sementara menyimak
c.
Mengadaptasikan
imaji dengan pikiran imajinatif dalam karya
d. Memecahkan masalah, memeriksa dan
mengujinya.
4. Menyimak eksplorasif
Menyimak eksplorasif adalah sejenis
kegiatan menyimak intensif dengan maksud dan tujuan menyelidiki sesuatu lebih
terarah dan lebih sempit. Kegiatan menyimak eksplorasif ini meliputi:
1. Menemukan hal baru
2. Menemukan Informasi tambahan
3. Menemukan isu menarik
5. Menyimak interogatif
Menymak interogatif adalah sejenis
kegiatan menyimak intensif yang menuntut lebih banyak konsentrasi dan seleksi,
pemusatan perhatian dan pemilihan butir-butir dari ujaran sang pembicara karena
sang penyimak akan mengajukan sebanyak pertanyaan.
Dalam kegiatan menyimak interogatif
ini sang penyimak mempersempit serta mengarahkan perhatiannya pada pemerolehan
informasi dengan cara menginterogasi atau menanyai sang pembicara 9dawson [et
all], 1963:153)
6. Menyimak selektif
Alasan mengapa kita harus menyimak
secara selektif:
1) Kita jarang sekali mendapat
kesempatan untuk berpratisipasi secara sempurna dalam suatu kebudayaan asing
dan oleh karena itu hidup kita yang berisi dan bersegi ganda itu turut
mengganggu kapasitas kita untuk menyerap
2) Kebiasaan-kebiasaan kita kini
cenderung membuat kita menginterpretasikan kembali rangsangan-rangsangan
akustik yang disampaikan oleh telinga kita ke otak kita dan karenanya kita
memperoleh suatu impresi yang dinyatakan dengan tidak sebenarnya terhadap
bahasa asing.
Cirri-ciri bahasa yang hendaknya
disimak selektif:
a.
Nada
suara
b. Bunyi-bunyi asing
c.
Bunyi-bunyi
yang bersamaan
d. Kata dan frasa
e.
Bentuk-bentuk
ketatabahasaan.
VI. APLIKASI MENYIMAK DALAM PEMBELAJARAN
1. Menyimak pembelajaran yang diberikan dosen
2. Pembelajaran keterampilan menyimak disekolah dasar
3. Metode diskusi dalam kelas
4. Penerapan dalam menyimak seminar yang diberikan oleh
pemateri
komentar dari kelompok lain akan kami terima dimulai
dari tanggal 3 - 8 november 2013.
Langganan:
Postingan (Atom)