I.
Pengertian
Keterampilan Menyimak
Keterampilan menyimak merupakan
bagian dari keterampilan berbahasa yang sangat esensial, sebab keterampilan
menyimak merupakan dasar untuk menguasai suatu bahasa.Menyimak merupakan salah
satu keterampilan berbahasa di antara empat keterampilan bahasa lain seperti
menulis, membaca, dan berbicara. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (dalam
Sutari,1997:16), mendengar mempunyai makna dapat menangkap bunyi dengan
telinga. Sadar atau tidak, kalau ada bunyi maka alat pendengaran kita akan
menangkap atau mendengar bunyi-bunyi tersebut. Kita mendengar suara itu, tanpa
unsur kesengajaan. Proses mendengar terjadi tanpa perencanaan tetapi datang
secara kebetulan. Bunyi-bunyi yang hadir di telinga itu mungkin menarik
perhatian, mungkin juga tidak.Mendengarkan atau menyimak merupakan proses
menangkap pesan atau gagasan yang disajikan melalui ujaran. Mendengarkan adalah
salah satu keterampilan berbahasa yang sangat penting, disamping membaca,
berbicara, dan menulis. Komunikasi tidak akan dapat berlangsung dengan lancar
tanpa keterampilan mendengarkan. Keterampilan Mendengarkan merupakan dasar
keterampilan berbicara yang baik.Apabila kemampuan seseorang dalam mendengarkan
kurang, dapat dipastikan dia tidak dapat mengungkapkan topik yang didengar
dengan baik. Dalam proses mendengar, seseorang tidak memusatkan perhatian pada
setiap kata yang didengarnya melainkan inti pesan yang terdengar. Misalnya sewaktu kita menyimak acara di radio, kita hanya menangkap
beberapa hal dan tidak dapat menangkap beberapa hal yang lain.
II.
Hubungan antara Keterampilan
Menyimak dan Keterampilan lainnya
A.
Hubungan
antara menyimak dengan berbicara
Dari segi bahasa, menyimak dan berbicara dikategorikan
sebagai keterampilan berbahasa lisan.Dari segi
komunikasi, menyimak dan berbicara diklasifikasikan sebagai komunikasi lisan.
Melalui berbicara orang menyampaikan informasi melalui ujaran kepada orang
lain. Melalui menyimak orang menerima informasi dari orang lain. Kegiatan
berbicara selalu diikuti kegiatan menyimak, atau kegiatan menyimak pasti ada di
dalam kegiatan berbicara. Dua-duanya fungsional bagi komunikasi, dua-duanya
tidak terpisahkan.
B. Hubungan
Antara Menyimak dan Membaca
Menyimak dan membaca mempunyai persamaan ;
kedua-duanya bersifat reseptif, bersifat menerima ( Brooks, 1964: 134 ) ;
bedanya : menyimak menerima informasi dari sumber lisan, sedangkan membaca
menerima informasi dari sumber tertulis. Dengan kata lain, menyimak menerima
informasi dari kegiatan berbicara, sedangkan membaca menerima informasi dari
kegiatan menulis.
C. Hubungan Menyimak dengan Menulis
Kegiatan
menulis berfungsi sebagai penyampai informasi , dan penyampaian informasi dalam
kegiatan menulis disalurkan dalam bahasa tulis. Bahan informasi yang digunakan
dalam menulis didapatkan melalui kegiatan menyimak. Keterampilan menggunakan
kaidah berpikir dalam kegiatan menyimak telah menunjukkan keterampilan
menulis. Dengan melakukan kegiatan menyimak dengan baik maka seseorang pasti
akan memiliki pengetahuan yang luas sehingga dengan mudah, sang penyimak dapat
menulis dengan baik.
III.
Jenis
Keterampilan Menyimak
Secara garis besar, Tarigan
(1990: 35) membagi jenis menyimak itu menjadi beberapa macam, antara lain: (1)
menyimak ekstensif dan (2) menyimak intensif.
1.
Menyimak Ekstensif
Menyimak Ekstensif adalah sejenis
kegiatan menyimak yang mengenai hal-hal yang lebih umum dan lebih bebas
terhadap suatu ujaran, tidak perlu di bawah bimbingan langsung seorang guru.
Jenis menyimak ini dapat digunakan bagi dua jenis tujuan yang berbeda:
a. Untuk menagkap atau mengingat
kembali bahan yang telah dikenal atau diketahui dalam suatu lingkungan baru
dengan cara yang baru
b. Dapat pula member kesempatan bagi
para siswa mendengar dan menyimak butir-butir kosakata dan struktur-struktur yang
masih asing atau baru baginya yang terdapat dalam arus ujaran yang berada di
dalam jangkauan dan kapasitasnya untuk menanganinya
Menyimak jenis ini diantaranya adalah sebagai berikut:
1) Menyimak social/konvensional/sopan
Menyimak jenis ini biasanya
berlangsung dalam situasi social. Menyimak social ini berlangsung dalam
beberapa fase yakni menyimak social, sekunder dan estetik
Menyimak social ini juga mencakup
dua hal:
1. Menyimak secara sopan santun dan
dengan penuh perhatian terhadap percakapan atau obrolan dalam situasi-situasi
social dengan suatu maksud
2. Menyimak serta memahami
peranan-peranan pembicara dan penyimak dalam proses komunikasi tersebut
(Anderson:1972:69)
2)
Menyimak sekunder (secondary
listening)
Menyimak sekunder adalah sejenis
kegiatan menyimak secara kebetulan (casual listening) dan secara ektensif
(extensive listening)
3)
Menyimak estetik (aesthetic
listening) atau menyimak Apresiatif
Menyimak estetik ini mencakup:
a. Menyimak music, puisi, pembacaan bersama
atau drama, radio dan rekaman-rekaman.
b. Menikmati cerita, puisi, teka-teki,
gemerincing irama, dan lakon-lakon yang dibacakan atau diceritakan oleh guru,
siswa maupun actor (Dawson (etall), 1963:153)
4)
Menyimak pasif
Menyimak pasif adalah penyerapan
suatu ujaran tanpa upaya sadar yang biasanya menandai upaya-upaya kita pada
saat belajar dengan kurang teliti, tergesa-gesa, menghafal luar kepala,
berlatih santai, serta menguasai suatu bahasa.
2.
Menyimak Intensif
Menyimak intensif diarahkan pada
suatu kegiatan yang jauh lebih diawas, dikontrol terhadap suatu hal tertentu.
Dalam hal ini harus diadakan suatu pembagian penting sebagai berikut:
a. Menyimak intensif ini terutama
sekali dapat diarahkan pada butir-butir bahwa sebagai bagian dari program
pengajaran bahasa atau
b.
Terutama sekali dapat diarahkan pada
pemahaman serta pengertian umum
Jenis-jenis menyimak yang termasuk ke dalam kelompok ini
adalah sebagai berikut:
1.
Menyimak kritis
Menyimak kritis adalah sejenis
kegiatan menyimak yang berupaya untuk mencari keslahan atau kekeliruan bahkan
juga butir-butir yang baik dan benar dari ujaran seorang pembicara dengan
alasan-alasan yang kuat yang dapat diterima oleh akal sehat.
Berikut ini 10 usaha menyimak kritis:
1) Memperhatikan ketepatan bahasa
ujaran
2) Menentukan alasan-alasan mengapa
3) Memahami makna petunjuk konteks
4) Membedakan fakta dengan fantasi
5) Menarik kesimpulan
6) Membuat keputusan
7) Menemukan pemecahan masalah
8) Menentukan informasi baru
9) Menginterpretasi ungkapan, idiom,
istilah baru
10) Bertindak objektif dan evaluatik
Situai-situasi yang menuntut kita
menyimak kritis:
a.
Pidato-pidato politis
b. Pidato-pidato filosofis
c.
Kata-kata memikat dari tukang obral
Berikut ini merupakan empat konsep
menyimak kritis:
a.
Pembicara mendukung masalah yang
dikemukakan
b. Pembicara Mendemontrasikan
keyakinannya
c.
Pembicara Berfikir secara
deduktif
2. Menymak konsentratif (a study type
listening)
Kegiatan menyimak yang sejenis
dengan telaah.Berikut ini adalah aneka kegiatan menyimak konsentratif.
a.
Mencari hubungan
b. Mencari informasi
c.
Memperoleh pemahaman
d. Manghayati ide-ide
e.
Memahami urutan ide-ide
f.
Mencatat fakta-fakta
g. Mengikuti petunjuk
3. Menyimak kreatif (creative
listening)
Menyimak kreatif adalah sejenis
kegiatan dalam menyimak yang dapat mengakibatkan kesenangan rekonstruksi
imajinatif para penyimak terhadap bunyi, penglihatan, gerakan, serta
perasaan-perasaan kinestetik yang disarankan atau dirangsang oleh apa-apa yang
disimaknya (dawson (et all), 1963:153)
Kegiatan menyimak kreatif
diantaranya:
a.
Mengasosiasikan makna-makna dengan
pengalaman menyimak
b. Merekonstruksi imaji-imaji visual
sementara menyimak
c.
Mengadaptasikan imaji dengan pikiran
imajinatif dalam karya
d. Memecahkan masalah, memeriksa dan
mengujinya.
4. Menyimak eksplorasif
Menyimak eksplorasif adalah sejenis
kegiatan menyimak intensif dengan maksud dan tujuan menyelidiki sesuatu lebih
terarah dan lebih sempit. Kegiatan menyimak eksplorasif ini meliputi:
1. Menemukan hal baru
2. Menemukan Informasi tambahan
3. Menemukan isu menarik
5. Menyimak interogatif
Menymak interogatif adalah sejenis
kegiatan menyimak intensif yang menuntut lebih banyak konsentrasi dan seleksi,
pemusatan perhatian dan pemilihan butir-butir dari ujaran sang pembicara karena
sang penyimak akan mengajukan sebanyak pertanyaan.
Dalam kegiatan menyimak interogatif
ini sang penyimak mempersempit serta mengarahkan perhatiannya pada pemerolehan
informasi dengan cara menginterogasi atau menanyai sang pembicara 9dawson [et
all], 1963:153)
6. Menyimak selektif
Alasan mengapa kita harus menyimak
secara selektif:
1) Kita jarang sekali mendapat
kesempatan untuk berpratisipasi secara sempurna dalam suatu kebudayaan asing
dan oleh karena itu hidup kita yang berisi dan bersegi ganda itu turut
mengganggu kapasitas kita untuk menyerap
2) Kebiasaan-kebiasaan kita kini
cenderung membuat kita menginterpretasikan kembali rangsangan-rangsangan
akustik yang disampaikan oleh telinga kita ke otak kita dan karenanya kita
memperoleh suatu impresi yang dinyatakan dengan tidak sebenarnya terhadap
bahasa asing.
Cirri-ciri bahasa yang hendaknya
disimak selektif:
a.
Nada suara
b. Bunyi-bunyi asing
c.
Bunyi-bunyi yang bersamaan
d. Kata dan frasa
e.
Bentuk-bentuk ketatabahasaan.
VI. APLIKASI MENYIMAK DALAM PEMBELAJARAN
1. Menyimak
pembelajaran yang diberikan dosen
2. Pembelajaran
keterampilan menyimak disekolah dasar
3. Metode
diskusi dalam kelas
4. Penerapan
dalam menyimak seminar yang diberikan oleh pemateri
komentar
dari kelompok lain akan kami terima dimulai dari tanggal 5 - 10 november 2013.
Nama : Rini Hairani
BalasHapusNIM : A1C413026
Kelompok : 3 (membaca)
1. Mengapa dalam menyimak kritis, masyarakat kita lebih cenderung untuk meneliti letak kekurangan, kekeliruan, atau ketidaktelitian yang terdapat dalam ujaran atau pembicaraan seseorang ?
2. Apakah ada situasi khusus yang mengharuskan kita menyimak kritis ?